Sebenarnya aku tak tau, akan aku
mulai dari mana coretan ini, apakah dari tetes-tetes hujan yang mulai turun,
apakah dari ujung pensil yang tak lagi runcing, atau, dari fikiranku yang mulai
beku karena dinginnya air hujan yang mulai mengguyurku. ah entahlah, aku hanya
ingin memulai. Mungkin harus kumulai dari kegelisahanku.
Malam sudah semakin larut, namun
mata ini masih enggan untuk terpejam. Apa ini gara-gara aku masih memikirkan
seseorang yang entah apakah dia juga memikirkan diriku, hanya detak jarum jam
yang semakin jelas juga tetesan sisa-sisa air hujan yang menetes dari genting,
meluncur ke parit kecil, bergabung dengan kawanannya yang telah dulu berada disana
sejak hujan deras sore tadi, yang menemani driku dipenghujung malam. Terkadang
sesekali terdengar bunyi tokek yang sepertinya juga kesepian, atau mungkin dia
sedang mengejek diriku yang sendirian. Sebenarnya aku tak sepenuhnya sendirian,
lihatlah semut yang berbaris di dinding, mereka masih bekerja, aku jadi ingin
bertanya kepada salah satu dari mereka, apa yang mereka kerjakan di malam
selarut ini ? ah sudahlah, biarkan mereka bekerja, aku tak ingin mengganggu
mereka.
Gerimis (lagi) mulai turun, ketika
mata ini sudah hampir tak sanggup menahan kantuk yang tiba-tiba menyerangku.
Malam yang basah, Sebasah hatiku saat aku tak lagi bisa mendengar celotehan
manismu. Mungkin ini terlalu berlebihan menurutmu, tapi tidak bagiku, ini
murni, tulus dari hatiku.
Menurut kaca mata mbx ini fokusnya kurang.
BalasHapustapi so far so good kog
You can do the best!