Malam ini langit begitu ceria, cerah, hanya
ada sedikit gumpalan awan tipis yang menutupinya, mungkin karena begitu banyak bintang
yang menemaninya, sehingga dia tidak merasa sendirian. Aku tergoda dengan
keindahan langit malam ini, ingin sekali terbang kearahnya, tapi itu tidak
mungkin terjadi, tak apalah, hanya dengan memandangnya saja sudah membuatku
cukup merasa damai. Dikejauhan nampak kilatan petir, seperti nyala lampu senter
yang dimainkan oleh anak kecil, menambah kendahan langit malam ini, belum lagi pantulan
cahaya lampu kota yang berwarna oranye kemerahan, langit seperti terbakar dibuatnya.
Disini dibawah langit ini, ditemani puluhan bintang diatas sana akuingin
menaklukan malam dengan jalan fikiranku. Tapi sepertinya bukannya malam yang
takluk terhadapku, justru aku yang ditaklukan oleh malam.
Aku sedang ingin sendiri, itu yang sedang
kufikirkan saat ini. Aku ingin sebentar saja menjauh dari hiruk pikuk dunia. Dari
dunia yang penuh dengan kebohongan ini. Kesuatu tempat yang tenang, yang bisa
membuatku nyaman.
Ternyata keceriaan langit malam ini tdak
bertahan lama, dari arah timur mulai mncul gumpalan-gumpalan awan tebal,
bagaikansebuah arak-arakan. Perlahan namun pasti, bintang-bintang itu mulai
tertutup oleh awan. Sekarang yang ada hanya gumpalan kapas raksasa disepanjang
mata memandang.
Sekarang tiinggal aku dan nyanyian jangkrik,
sempurna sudah kesendirianku. Ah, kantuk menyerangku, sebaiknya aku tidur,
besok ada yang harus aku kerjakan dan sebaiiknya aku mempersiapkannya. Selamat malam
langit dan seluruh isinya, selamat malam bumi dan seluruh penghuninya, kta akan
bertemu lagi besok pagi.